Cara Menjaga Kekayaan Agar Tidak Tergerus Inflasi

Photo by bady qb on Unsplash

Jika berbicara soal uang, angka Rp 1 miliar merupakan sebuah level psikologis. Saat sesorang memiliki tabungan mencapai Rp 1 miliar, kita bisa menyebut dia memiliki uang dalam jumlah banyak. Kenapa? Karena jumlah orang yang memiliki tabungan minimal Rp 1 miliar tidak terlalu banyak. Setidaknya tidak sebanyak orang yang memiliki tabungan jutaan rupiah.

Orang yang memiliki uang minimal Rp 1 miliar masuk dalam kategori kaya. Tapi dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan, kategori kaya akan berbeda. Barangkali memiliki uang Rp 1 miliar sudah hal yang biasa. Kalau kita tidak menjaganya, nilai uang akan tergerus inflasi.

Bacaan Lainnya

Saat ini, jika kamu memiliki rekening tabungan di atas Rp 1 miliar, kamu harus siap-siap menjawab pertanyaan dari petugas pajak. Direktorat Jenderal Pajak akan memantau para pemilik rekening tabungan yang nilainya di atas Rp 1 miliar. Kamu juga akan diawasi banyak lembaga saat melakukan transfer uang lebih dari Rp 1 miliar.

Berbicara soal nilai uang, mari mundur ke belakang, sekitar 30 atau 40 tahun yang lalu. Saat itu, uang senilai Rp 1 juta mungkin menjadi level psikologis jumlah kekayaan seseorang. Mereka yang memiliki yang uang berjuta-juta akan disebut sebagai jutawan.

Baca juga: Cara Pintar Menghasilkan Uang Jutaan Rupiah dari Aplikasi WeSing

Waktu terus berlalu dan nilai uang terus mengalami perubahan sejalan dengan laju inflasi. Bayangkan saja, uang seribu rupiah di tahun 1980 bisa digunakan untuk membeli 4 kilogram beras. Sedangkan sekarang, duit seribu rupiah buat kencing di toilet umum saja tidak cukup.

Dengan perbandingan harga beras yang sekarang sekitar Rp 12.000 per kilogram, maka uang Rp 1 miliar saat ini nilainya setara dengan Rp 20 juta di tahun 1980. Nilai uang sudah berbeda 50 kali lipat dibandingkan 40 tahun yang lalu.

Inilah uang yang nilainya setiap tahun akan tergerus inflasi. Kalau mau menjaga nilai harta, simpan saja dalam bentuk emas yang kenaikan harganya selalu di atas tingkat inflasi. Lalu saat krisis ekonomi, ketika nilai uang menyusut, harga emas justru melambung.

Tidak perlu jauh-jauh mengambil contoh. Harga emas batangan Antam akhir tahun 2019 senilai Rp 762.000 per gram. Sedangkan pada tanggal pada 22 Mei 2020, harga emas batangan Antam berada di level Rp 916.000 per gram sudah naik 20,21%.

Baca juga:

Setiap tahun harga emas mengalami kenaikan melebihi tingkat inflasi. Orang menyebutnya sebagai safe haven atau aset aman untuk berjaga-jaga ketika terjadi risiko keuangan akibat krisis dan gejolak ekonomi lainnya.

Mau dapat pulsa gratis jutaan rupiah? Baca tutorialnya di sini: Pulsa Gratis WeSing

Properti adalah cara terbaik untuk menyimpan harta. Meskipun aset ini tidak likuid, tapi kamu bisa menyewakannya sehingga bisa menghasilkan recurring income. Jadi selain kenaikan nilai aset, ada pendapatan rutin yang bisa diperoleh.

Cara menjaga kekayaan agar nilainya tidak tergerus juga bisa dilakukan dengan menyimpannya dalam bentuk properti. Kenaikan harga properti setiap tahun bisa sekitar 30-40%. Kenapa harga properti terus meningkat? Karena jumlah lahan semakin terbatas sedangkan permintaannya tinggi.

Maka jika kamu memiliki uang yang cukup untuk membayar uang muka kredit pemilikan rumah (KPR), jangan menunda untuk membeli rumah secepatnya. Kalau kamu berpikir, untuk menabung uangmu sampai nilainya cukup untuk membeli rumah, maka kamu akan menjadi orang yang terlambat dan menyesal.

Dengan gaji Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, kamu mungkin butuh waktu Rp 10 tahun untuk mengumpulkan uang hingga mencapai Rp 1 miliar. Sayangnya satu dekade nanti, harga rumah yang sekarang nilainya Rp 1 miliar mungkin sudah naik jadi Rp 5 miliar atau Rp 8 miliar. Pada akhirnya, duit yang dengan susah payah kamu tabung hanya cukup untuk membeli rumah kecil di pinggir kota.

Penghasilan versus kekayaan

Satu hal yang perlu kamu ingat soal harta dan kekayaan, kamu perlu mengenal perbedaan antara penghasilan dengan kekayaan. Penghasilan sifatnya dinamis. Ia akan selalu berubah dari waktu ke waktu seiring dengan jumlah penghasilan yang kamu peroleh. Sedangkan kekayaan sifatnya statis dan stabil.

Kamu bisa menggunakan penghasilan untuk membiayai operasional harian dan kebutuhan rutin bulanan. Hal ini berbeda dengan kekayaan yang tidak bisa dipergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin. Tapi kelak di waktu yang akan datang, kekayaan yang kamu miliki akan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat kamu sudah tidak memiliki penghasilan lagi.

Idealnya penghasilan dan kekayaan harus berjalan beriringan. Tapi orang yang bergaji tinggi dan sering memajang foto liburan di luar negeri belum tentu orang kaya. Fakta yang ada, orang yang berpenghasilan tinggi belum tentu memiliki kekayaan yang tinggi pula. Kenapa? Karena bisa jadi mereka salah dalam mengelola dan menjaga uang.

Semoga tulisan sekilas lalu ini bisa memberikan manfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *