Duuuh! ChatGPT Jadi Ancaman Nyata untuk Blog dan Media Online

kantor OpenAI ChatGPT
Kantor pusat OpenAI di San Fransisco

ChatGPT sebentar lagi akan terintegrasi dengan mesin pencari Bing. Bayangkan jika orang sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya dari chat bot ini tanpa perlu mengunjungi website tertentu seperti skema pencarian di Google. Maka inilah akhir dari eksistensi blog dan media online.

Pada awal kemunculannya yang viral akhir tahun kemarin, sebagian bloger menyambut gembira kedatangan ChatGPT sebagai tools gratis untuk membuat artikel unik. Hanya dengan menuliskan pertanyaan atau menuliskan perintah ke tools ini, artikel akan tercipta dalam sekejap.

Bacaan Lainnya

Hasilnya terstruktur rapi dan dapat dibaca dengan baik oleh manusia. Luar biasa, ada blogger yang membayangkan dengan adanya ChatGPT, mereka bisa membuat artikel sebanyak-banyaknya setiap hari. Yang pasti tanpa mikir dan tanpa lelah.

ChatGPT dianggap sebagai peluang yang akan memberikan banyak manfaat untuk para pemilik blog. Apalagi ketika kita melakukan pengecekan, artikel buatan ChatGPT unik dan terdeteksi bukan plagiat. Kesan pertamanya sangat woooow!

Tapi benarkah sistem AI ini sebuah peluang atau justru ancaman nyata buat blog dan media online?

Apa itu ChatGPT?

Sebelum menelisik lebih jauh kenali lebih dulu apa itu ChatGPT. ChatGPT merupakan sistem Artificial Inteliegence (AI) atau kecerdasan buatan berupa chatbot.

Sistem ini dikembangkan oleh laboratorium OpenAI yang didirikan Elon Musk dan Sam Altman pada 11 Desember 2015 di kantor pusatnya di San Fransisco Amerika Serikat. Proyek nirlaba ini berjalan dengan pendanaan sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 15 triliun.

Selain Musk, ada beberapa tokoh yang ikut mendanai proyek prestisius ini. Mereka adalah Reid Hoffman, Jessica Livingston, Peter Thiel, Greg Brockman dan Sam Altman.

Baca juga: Tools Riset Produk Terlaris Tiktok Shop Biar Affiliate Banjir Orderan

Musk sendiri mundur dari jajaran manajemen pada 2018 untuk menghindari konflik kepentingan. Maklum, dia sendiri tengah mengembangkan mobil Tesla tanpa pengemudi dengan teknologi AI.

Selain itu, ada korporasi di bidang teknologi Microsoft yang masuk pada 2019 ikut menjadi penyokong dana untuk proyek ini. Microsoft ini merupakan pemilik mesin pecari Bing. Jadi wajar jika ChatGPT pada akhirnya terintegrasi dengan Bing.

Perjalanan panjang OpenAI

ChatGPT atau nama lengkapnya Generative Pre-trained Transformer diluncurkan pertama kali oleh OpenAI pada 30 November 2022. Sejak Prototype chatbot ini langsung menyita perhatian banyak orang karena mampu memberikan jawaban yang detail, terperinci dan rapi.

Pengetahuannya seolah tak terbatas karena hampir semua data yang tersedia di internet ada di memori chatbot ini. Hasil jawabannya juga tidak seperti robot tapi bisa dapat terbaca dengan baik oleh manusia.

Perilisan ChatGPT membuat valuasinya melambung tinggi. Sejumlah pihat menyebut valuasi chatbot ini sudah mencapai lebih dari USD 29 miliar.

Baca juga: Penginnya Kaya Mendadak, 5 Peluang Usaha Ini Malah Bikin Banyak Orang Jatuh Miskin

Penyempurnaan ChatGPT pada generasi GPT-3.5 menggunakan pembelajaran dan pendekatan yang benar-benar menggunakan pelatih manusia asli. Jadi wajar jika hasil jawabannya seperti bahasa manusia yang gampang dipahami.

Seperti mengajarkan seorang anak berbicara, membaca atau menulis, trainer manusia melatih ChatGPT dengan percakapan yang nyata. Proses ini bekerja sama dengan Microsoft dengan dukungan infrastruktur superkomputer Azure. Hasilnya, kecerdasan chatbot pun tercipta melebihi kecerdasan manusia itu sendiri.

ChatGPT dapat membunuh blog dan media online

Saat ini, ChatGPT mungkin belum sepopuler mesin pencari Google di mana orang biasa mencari dan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Namun dalam jangka panjang, tren dan perkembangan sistem AI dalam satu atau dua abad ke depan pasti akan membawa banyak perubahan.

Baca juga: ChatGPT Bakal Terintegrasi Bing, Waspadai Dampak Negatif yang Mungkin Terjadi!

Saat orang mencari informasi atau browsing lewat Google atau mesin pencari lain, mereka hanya menemukan judul dan snipset atau cuplikan saja. Selanjutnya, kita harus klik untuk menuju ke website tersebut untuk mendapatkan informasi lengkapnya. Bisa jadi website yang dituju merupakan blog atau media online.

Sedangkan di ChatGPT, orang mengetikkan pertanyaan dan langsung mendapatkan jawaban lengkap tanpa harus mengunjungi website-website lain.

Jawabannya pun cukup akurat. Meskipun seringkali jawabannya terlihat akurat dan meyakinkan karena terstruktur dengan baik. Namun begitu dicek satu per satu informasinya sebenarnya salah. Tapi prosesnya cepat, mudah dan praktis.

Contoh jawaban dan pertanyaan ChatGPT

Saya mencoba membuat pertanyaan ke ChatGPT dan mendapatkan jawaban yang cukup bagus dan lengkap. Sebagai seorang penulis, untuk menghasilkan tulisan seperti itu saya butuh waktu yang tidak sebentar untuk riset seperti itu. Sedangkan chatbot hanya butuh waktu 1-3 menit.

Pertanyaannya: Cara membersihkan wajah agar selalu terlihat cerah?

ChatGPT menjawab 9 poin dengan cukup detail dari membersihkan wajah menggunakan sabun wajah yang cocok dengan jenis kulit, menggunakan toner dan pelembab. Selanjutnya ada saran exfoliasi, menggunakan tabir surya, makanan dan minum sehat dan menjaga kebersihan.

Contoh pertanyaan dan jawaban chatgpt
Contoh jawaban dan pertanyaan ChatGPT

Jawabannya benar dan logis. Kalimatnya juga terstruktur dengan baik, rapi dan terbaca dengan mudah. Selanjutnya saya memberikan pertanyaan lanjutan: Apa brand sabun pembersih wajah yang bagus?

Contoh jawaban ChatGPT tentang brand

ChatGPT juga memberikan jawaban 10 brand sabun pembersih wajah yang memang populer. Jadi memang jawabannya cukup bisa kita percaya.

Quo vadis blog dan media online?

Jika ChatGPT bisa memberikan jawab atas pertanyaan atau informasi yang biasanya dicari di Google, sebagian besar orang akan lebih memilih ChatGPT yang praktis dan cepat.

Padahal selama ini sumber terbesar visitor blog dan media online adalah search engine. So, quo vadis blog dan media online?

Memang sejauh ini ChatGPT masih memiliki pengetahuan terbatas tentang peristiwa yang terjadi hingga tahun 2021. Namun dengan teknologinya yang terus berkembang, suatu saat mungkin saja ChatGPT bisa menyerap informasi yang baru tersebar beberapa menit sebelumnya.

Dari mana ChatGPT mengolah informasi untuk merespon pertanyaan? Bisa jadi dari artikel yang kamu tulis di blog atau media online, tapi tidak terdeteksi sebagai visitor dan memberikan kontribusi apapun buat kamu.

Tentu saja bukan hanya buat blog dan media online, search engine seperti Google pun terancam. Meskipun Google juga sebenarnya sedang menyiapkan sistem AI sendiri. Namun konon Google tidak mau mengintegrasikan chatbot ke dalam search engine. Wajar saja karena chatbot yang terintegrasi dengan search engine bisa menimbulkan kanibalisasi.

Tapi dunia teknologi ini terlalu dinamis dalam dua abad terakhir. Semuanya bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin. Hal baru menggantikan hal lama. Patah tumbuh hilang berganti.

Tidak perlu terlalu paranoid, tapi kita harus menyiapkan diri dengan zaman yang terus berkembang. Artificial Intellegence adalah sesuatu yang tak bisa kita hindari. Tinggal bagaimana kita bisa berjalan berdampingan tanpa terlindas zaman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *